Latest Stories



Yang memulakan Perang Salib adalah Paus Urban II. Pada tahun 1095, dia telah mengadakan Konsili Clermont, di mana doktrin Kristian sebelumnya yang cinta kepada kedamaian ditinggalkan. Perang suci diserukan, dengan tujuan untuk merebut tanah suci dari tangan orang-orang Islam. Sebagai tindakan lanjut dari pertemuan konsili, terbentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari para tentara, dan puluhan ribu rakyat biasa.

Para ahli sejarah percaya bahwa keupayaan Urban II didorong oleh keinginannya untuk mengatasi pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan. Sedangkan di balik sambutan penuh semangat dari para raja, pedagang, dan bangsawan Eropah atas seruan Paus, tujuan mereka pada dasarnya bersifat keduniaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Donald Queller dari Universiti Illinois,

"Kesatria-kesatria Perancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah.... Sejumlah besar orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari mereka".

Sepanjang jalan, ekspedisi ketenteraan yang besar ini membunuh banyak orang Muslim, dan bahkan Yahudi, dengan harapan untuk menemukan emas dan permata. Pejuang-pejuang salib bahkan membelah perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati. Begitu besarnya ketamakan para pejuang salib akan harta, sehingga tanpa sesal mereka merompak kota Kristian Konstantinopel (Istanbul) pada Perang Salib IV, dan melucuti daun-daun emas dari lukisan-lukisan dinding Kristian di Hagia Sophia, padahal mereka juga orang-orang Kristian.

Pejuang-pejuang salib membunuh semua yang hidup di tanah yang mereka taklukkan.

Setelah perjalanan yang panjang dan sulit, serta begitu banyak perampasan dan pembunuhan orang-orang Islam dan Yahudi, pasukan tentera campuran yang disebut Pejuang Salib ini tiba di Jerusalem di tahun 1099. Ketika akhirnya kota itu jatuh, setelah pengepungan selama hampir lima minggu, para Pejuang Salib masuk. Mereka melakukan kekejaman hingga ke tahap yang jarang disaksikan dunia. Semua orang Muslim dan Yahudi di kota itu mati di hujung pedang. Dalam cerita seorang ahli sejarah,

"Mereka membunuh semua orang Saracen (panggilan untuk orang-orang Arab ketika itu) dan Turki yang mereka temukan, baik lelaki maupun wanita".

Salah seorang Pejuang Salib, Raymond of Aguiles, menyombongkan kekejaman ini:

"Nampaklah pemandangan yang menakjubkan. Sebagian orang-orang kami (dan ini lebih murah hati) memenggal kepala-kepala musuh; yang lainnya memanah mereka, sehingga berjatuhan dari menara-menara; yang lain lagi menyiksa lebih lama dengan melemparkan mereka ke dalam api. Tumpukkan kepala, tangan, dan kaki terlihat di jalan-jalan kota. Orang harus mencari jalan di antara mayat-mayat manusia dan kuda. Tetapi ini belum apa-apa dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil Sulaiman (Solomon Temple), tempat kebaktian keagamaan biasanya dinyanyikan di dalam Kuil dan serambi Sulaiman, orang-orang berkuda berkubang darah hingga ke lutut dan tali kekang mereka".

Selama dua hari, pasukan Pejuang Salib membunuh sekitar 40.000 Muslim dengan cara yang sangat biadab.Pejuang Salib kemudian menjadikan Jerusalem ibukota mereka, dan membangun Kerajaan Latin yang membentang dari perbatasan Palestin hingga ke Antioch (Antokiah).

Kemudian, para Pejuang Salib mulai berupaya untuk memperjuangkan posisinya di Timur Tengah. Untuk mempertahankan apa yang telah mereka bangun, mereka perlu membangunkan satu organisasi. Untuk itu mereka membentuk aliran-aliran ketenteraan, dalam bentuk yang belum pernah ada sebelumnya. Anggota aliran-aliran ini datang dari Eropah ke Palestin, dan tinggal di semacam biara, di mana mereka menerima latihan ketenteraan untuk memerangi orang Islam. Antara aliran yang terkemuka ketika itu ialah Order Of Knights Teutonic, Order of The Knights Hospitality, Order of The Knights St John dan sebagainya.

Sementara itu, salah satu dari aliran-aliran ini berbeza dengan yang lainnya. Ia mengalami perubahan yang akan mempengaruhi perjalanan sejarah. Namanya: Order of The Knights Templar.


Riwayat Knights Templar

Kesatria Templar, atau lengkapnya, Tentara Miskin Pengikut Jesus dan Kuil Sulaiman, dibentuk pada tahun 1118, dua puluh tahun setelah Tentara Salib merebut Jerusalem. Pengasas aliran ini adalah dua kesatria Perancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer. Bermula dari sembilan anggota, aliran ini terus berkembang. Nama kuil Sulaiman digunakan kerana mereka membina pangkalan di gunung kuil, yakni lokasi reruntuhan kuil tersebut. Di sini pula berdiri Dome of the Rock (Qubah As-Sakhrah) .

Kesatria Templar menyebut dirinya 'tentara miskin', tetapi dalam waktu singkat mereka menjadi kaya-raya. Mereka mengawal penuh para penziarah Kristian (pilgrim) yang datangnya dari Eropah ke Palestin, dan hidup mewah dari wang para penziarah tersebut. Mereka pula yang pertama kali menyelenggarakan sistem cek dan kredit, menyerupai yang ada pada sebuah bank. Menurut penulis Inggeris, Michael Baigent dan Richard Leigh, mereka membangun semacam kapitalisme abad pertengahan, dan merintis jalan menuju perbankan moden dengan transaksi mereka yang berasaskan riba.

Kesatria Templar inilah yang paling bertanggung jawab atas serangan-serangan pejuang salib dan pembunuhan orang-orang Islam. Karena itulah, komandan besar Islam Saladin (Shalahuddin Al Ayyubi), yang mengalahkan pasukan salib pada tahun 1187 pada Pertempuran Hittin, dan kemudian membebaskan Jerusalem, menghukum mati para Kesatria Templar karena pembunuhan yang mereka lakukan, walaupun sebenarnya ia mengampuni banyak sekali orang Kristian. Namun, sekalipun kehilangan Jerusalem dan mengalami kekalahan besar, para Templar terus bertahan. Dan walaupun bangsa Kristian terus menyusut di Palestin, mereka meningkatkan kekuatan di Eropah bermula di Perancis, kemudian di negara-negara lain, menjadi negara dalam negara.

Tidak diragukan lagi bahwa kekuatan politik mereka menyusahkan raja-raja Eropah. Tetapi ada aspek lain dari Kesatria Templar yang segera mengganggu kalangan kependetaan: aliran tersebut sedikit demi sedikit telah menyeleweng dari agama Kristian, dan sewaktu di Jerusalem, mereka telah mengambil sejumlah doktrin mistik yang asing. Berkembang juga desas-desus bahwa mereka mengadakan ritual-ritual aneh sebagai amalan kepada doktrin mereka.

Kesatria Templar yang melarikan diri dari Gereja diberi perlindungan oleh Raja Scotland, Robert the Bruce.

Akhirnya, pada tahun 1307, Raja Perancis Philip le Bel memutuskan untuk menangkap anggota-anggota aliran ini. Sebagiannya berjaya melarikan diri tetapi kebanyakan mereka tertangkap. Paus Clement V juga bergabung dalam pembersihan ini. Setelah jangkamasa panjang perbicaraan, banyak anggota Templar mengakui keyakinan 'bidaah' mereka, bahwa mereka menolak kepercayaan Kristian dan menghina Jesus dalam misa mereka. Akhirnya, para pemimpin Templar, yang dinamai "Imam Besar" (Grand Master), mulai dari yang terpenting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka dimasukkan ke dalam penjara, dan aliran tersebut tumpas dan secara rasminya musnah.

Bagaimanapun , perbicaraan para Kesatria Templar berakhir dengan tumpasnya aliran tersebut. Tetapi, walaupun sudah dibubarkan 'secara rasmi', ia tidak benar-benar musnah. Selama penangkapan tiba-tiba pada tahun 1307, beberapa Kesatria Templar terlepas, dan berjaya menutupi jejak mereka. Menurut tesis yang berdasarkan pada berbagai dokumen sejarah, sejumlah besar mereka berlindung di satu-satunya kerajaan di Eropah yang tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik di abad keempat belas, yaitu Scotland. Di sana, mereka menyusun kekuatan kembali di bawah perlindungan Raja Scotland, Robert the Bruce. Tak lama kemudian, mereka menemukan penyamaran yang tepat untuk melanjutkan gerakan rahsia mereka: mereka menyusup ke dalam gilda (persatuan sekerja) terpenting di Kepulauan Inggeris abad pertengahan, lodge-lodge Masonry dan segera, mereka menguasai lodge-lodge ini sepenuhnya.

Lodge Masonry berganti nama pada awal era moden, dengan 'Lodge Masonic'. Scottish Rite (salah satu cabang dalam Freemasonry) merupakan cabang Masonry tertua, dan berasal di awal abad keempat belas, dari para Kesatria Templar yang berlindung di Scotland. Dan nama-nama yang diberikan kepada tingkat tertinggi dalam Scottish Rites adalah gelaran-gelaran yang diberikan kepada para kesatria dalam aliran Templar berabad-abad sebelumnya.

Kesimpulannya, para Kesatria Templar tidak tertumpas, sebaliknya falsafah serta berbagai kepercayaan dan upacara mereka tetap berlangsung di balik samaran Freemasonry. Pendapat ini didukung oleh banyak bukti sejarah, dan diterima saat ini oleh banyak ahli sejarah Barat, baik mereka anggota Freemasonry ataupun tidak.

Di tahun 1312, ketika Raja Perancis, di bawah tekanan Gereja, membubarkan aliran Knights Templar dan memberikan hak-hak mereka kepada para Kesatria St. John di Jerusalem, aktiviti para Knights Templar tidak berhenti. Sebahagian besar Knights Templar berlindung di pelbagai lodge Freemason yang beroperasi di Eropah pada saat itu. Pemimpin Knights Templar, Mabeignac, bersama beberapa anggota lainnya, mendapatkan perlindungan di Scotland dengan menyamar sebagai seorang tukang batu bernama Mac Benach. Raja Scotland, Robert the Bruce, menyambut mereka dan mengizinkan mereka mengembangkan pengaruh besar terhadap lodge-lodge Mason di Scotland. Sebagai hasilnya, lodge-lodge Scot meraih peranan penting dari segi keahlian dan idea-idea mereka.

Freemason masa kini menggunakan nama Mac Benach dengan penuh hormat. Para Mason Scot, yang mewarisi pusaka Knights Templar, mengembalikannya ke Perancis bertahun-tahun kemudian dan membangunkan dasar bagi cabang yang dikenal sebagai Scottish Rites di sana.

Bagaimana para Kesatria Templar mempunyai hubungan dengan Freemasonry?

Ikuti artikel seterusnya bertajuk Hubungan Knights Templar dengan Freemasonry.



Categories:

Leave a Reply

    Statistik

    free counters

    Jom Daftar!